Minggu, 07 Desember 2008

SMA - Testimonial



Pada tahun 2003 – 2006 adalah saat dimana saya sedang mengenyam pendidikian dibangku SMA. Saya bersekolah di salah satu sekolah swasta di Kota Bogor, pada tiap tingkatan kelas terdapat masing-masing 4 kelas, dan penjurusan dimulai saat kami naik ke kelas 2 SMA. Pada awal kelas 2 SMA, saya tidak terlalu sulit untuk mengikuti pelajaran karena metode yang digunakan tidak jauh berbeda dari tingkat SMP, yaitu teacher centered, hal ini berlangsung selama kurang lebih 1 tahun, sedangkan pada saat saya naik kelas 2 SMA, saya agak terkejut dengan perubahan sistem belajar yang lebih menekankan pada Si Murid, yang sekarang saya kenal dengan istilah student centered dan hal ini terus berlangsung hingga saya lulus SMA di sekolah tersebut.

Perbedaan sistem pengajaran yang diberlakukan saat itu mungkin untuk kemajuan pendidikan anak-anak yang sudah pemerintah pertimbangkan, tapi alangkah baiknya bila anak-anak yang akan menerima sistem baru tersebut dipersiapkan terlebih dahulu untuk menghadapi perubahan itu, karena perubahan tetaplah suatu perubahan dan belum tentu semua anak dapat beradaptasi dengan cepat, mungkin yang terjadi adalah karena si anak membutuhkan proses yang cukup lama untuk beradaptasi dengan sistem yang baru dan guru yang “kejar target” malah membuat si anak menurun dalam prestasi sekolah.

Puji Tuhan-nya adalah walaupun saya termasuk murid yang cukup sulit beradaptasi dengan lingkungan maupun kurikulum yang baru, tapi saya masih dapat mengatasi itu dengan sangat baik, tentunya dengan bantuan guru-guru dan teman-teman. Dan pada saat saya mulai mengenyam pendidikan di bangku kuliah, kurikulum yang saya hadapi tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang saya hadapi saat saya masih SMA, hanya saja di universitas saya memiliki kebebasan penuh memilih untuk ikut bekerjasama dengan dosen atau mengikuti ego saya yang sangat moody.

Keuntungan yang saya sangat rasakan adalah walaupun saat SMA (saat perpindahan dari kurikulum lama ke kurikulum baru) saya merasa sedikit terbengkalai, tapi sekarang saya rasakan itu adalah suatu pembelajaran yang dapati untuk menempuh perkuliahan yang ternyata walaupun dengan kurikulum yang sama tapi sangat dibutuhkan tanggungjawab yang luar biasa. Selain itu dengan sistem student centered, saya diajar untuk lebih mandiri dalam belajar dan secara tidak langsung wawasan saya jauh lebih luas karena saya mau tidak mau harus berkutik dengan buku-buku di perpustakaan, jurnal-jurnal, maupun dengan internet demi untuk mencari bahan-bahan dari materi perkuliahan yang akan dibahas ataupun mendalami materi perkuliahan lebih dalam lagi.

Tidak hanya itu, dengan student centered, saya juga diajarkan untuk lebih percaya diri, karena dalam masa perkuliahan ini, hampir setiap mata kuliah, dosennya tidak pernah absen untuk mengadakan presentasi kelompok, dan hal tersebutlah yang memacu saya untuk percaya dengan kemampuan diri sendiri, dan mulai mengubah pola berpikir saya untuk terus menambah ilmu, tidak apa-apa kalau salah, namanya juga belajar “tidak ada noda, ya tak belajar”.

Sampai saat ini saya masih merasa beruntung dengan student centered yang saya dapat dari semenjak SMA hingga saat ini, menurut saya dengan pola pengajaran seperti itu akan membantu saya nanti pada saat saya “terjun” ke dalam dunia kerja unutk terus mau berusaha dan tidak cepat puas dengan hasil yang kita dapatkan, karena semakin majunya zaman, semakin maju pula teknologi, dan begitu pula dengan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar: