SD - Metode Teacher Centered

Metode Teacher-Centered

Biasanya, fokus di sekolah adalah perencanaan dan instruksi guru. Dalam pendekatan ini, perencanaan dan instruksi disusun dengan ketat dan guru mengarahkan pembelajaran murid (dalam Santrock, 2008). Adapun metode-metode yang digunakan adalah, yang pertama adalah instruksi langsung (direct instruction), yaitu pendekatan yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid (Joyce & Weil, 1996). Fokusnya adalah aktivitas akademik; non-akademik (seperti mainan, game, dan teka-teki) cendrung tidak dipakai; interaksi murid-guru (seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan. Tujuannya untuk memaksimalkan waktu belajar murid (Stevenson, 2000). Metode kedua adalah Mastery Learning, dimana pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh sebelum pindah ke topik lebih sulit. Metode yang ketiga adalah seatwork (“tugas di bangku kelas”), dimana menyuruh semua murid sebagian besar murid untuk belajar sendiri-sendiri di bangku mereka. Beberapa guru menggunakan metode ini setiap hari tetapi ada juga yang jarang (dalam Santrock, 2008).

Guru maupun murid memiliki tantangan dalam seatwork. Tantangan seatwork bagi guru adalah menjaga hal-hal yang dilakukan di kelas; menjaga agar murid tetap mengerjakan tugas; menghadapi langkah cara yang dilakukan murid dalam mengerjakan tugas; memilih atau menciptakan seatwork yang jelas dan bermakna; menyesuaikan seatwork dengan level prestasi murid yang berbeda-beda; mengumpulan, mengoreksi, mencatat dan mengembalikan tugas seatwork. Adapun tantangan seatwork bagi murid adalah menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka; memahami bagaimana dan kapan harus mencari bantuan guru; memahami aturan untuk membantu teman; mempelajari cara agar efektif dalam mendapat bantuan dari teman.